INDRAMAYU – Kabupaten Indramayu yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan nasional dan gudang padi di Jawa barat masih kekurangan tenaga PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) sebanyak 154 orang.
Sekretaris Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu, Ir. Joko Purnomo saat dihubungi Info Indonesia, Senin (24/1) diruang kerjanya mengemukakan, jumlah tenaga PPL saat ini hanya berjumlah 161 orang.
“Dari jumlah itu hanya 80 orang yang berstatus PNS dan sisanya 81 orang berstatus tenaga kontrak harian lepas. Padahal, katanya idealnya, tenaga PPL itu jumahnya harus sama dengan jumlah desa yakni sebanyak 315 desa” kata Ir Joko Purnomo.
“Sehingga satu desa itu ditangani oleh seorang tenaga PPL. Mengingat jumlah tenaga PPL itu tak sebanding dengan jumlah desa, maka seorang PPL kini terpaksa menangani beberapa desa” Lanjutnya.
“Menurut Joko, pihaknya sudah melaporkan adanya kekurangan tenaga PPL itu ke Pemkab Indramayu. Namun karena anggaran terbatas, pada saat rekrutmen PNS, beberapa waktu lalu kekurangan tenaga PPL itu masih belum dapat dipenuhi.
Sebuah permasalahan yang tiada kunjung ada pemecahan, sebagai bentuk ketidak seriusan pemerintah dalam menangani masalah pertanian. Hal ini terlihat dengan minimnya anggaran baik APBD maupun APBN yang dialokasikan untuk sektor pertanian.
Sebuah permasalahan yang tiada kunjung ada pemecahan, sebagai bentuk ketidak seriusan pemerintah dalam menangani masalah pertanian. Hal ini terlihat dengan minimnya anggaran baik APBD maupun APBN yang dialokasikan untuk sektor pertanian.
ABD 2011 Indramayu juga tidak nampak adanya peningkatan anggaran yang signifikan, Padahal mayoritas masyarakat indramayu menngantungkan hidupnya pada sector pertanian ini.
Akibat minimnya anggaran yang dialokasikan, mengakibatkan infrastruktur pertanian menjadi buruk, padahal untuk meningkatkan produktifitas kemampuan masyarakat untuk pengelolaan pertanian mutlak diperlukan, sehingga PPL merupakan kebutuhan yang mestinya disediakan pemerintah daerah.
Jika anggaran yang diberikan cukup Joko yakin sektor pertanian menjadi menarik dan tenaga kerja yang terserap bisa meningkat tajam. Sebab sektor pertanian mulai dari hulu sampai hilir bisa bekerja dengan baik dan tenaga kerja yang dibutuhkan menjadi besar.
Hal yang sangat disayangkan, saat ini pemerintah cenderung melakukan import untuk mencukupi kebutuhan akan bahan pangan bukan meningkatkan produktifitas petani. Misal ketika produksi beras atau pangan lainnya dari dalam negeri mengalami kekurangan pemerintah cenderung menempuh jalan mengimpor produk pertanian dari luar. -(SG)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukan Komentar anda. Terima Kasih.
Redaksi Info Indonesia