BANTEN-Penyerangan terhadap jamaah Ahmadiyah di Cikeusik menjadi berita hangat dimana-mana, rekaman video yang beredar di situs youtube yang diunggah oleh seseorang dan dilihat banyak orang menimbulkan kengerian. Dalam peristiwa itu, tiga orang meninggal dunia dan beberapa orang luka-luka. Polri mengungkapkan kronologi persitiwa di Cikeusik, Pandeglang, Banten, Minggu (6/2/2011) itu. Menurut polisi, kejadian tersebut bermula dari kegiatan rutin jemaah Ahmadiyah yang dilakukan di kediaman salah satu jemaahnya Suparman. Kegiatan yang dilakukan pada Minggu (6/2/2011), sebelumnya pihak Kepolisian telah mengimbau untuk tidak dilaksanakan.
“Ini kegiatan akan ada aksi sekelompok masyarakat di rumah Pak Suparman, itu sudah ada hari Jumat. Itu sudah ada upaya-upaya persuasif, imbauan dari kepolisian agar tidak lakukan kegiatan. Kita bersama tokoh masyarakat, agama, anggota Polres, berupaya. Upaya itu pencegahan sudah sejak Jumat,” jelas Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di Markas Besar Polri, Jakarta,
Imbauan polisi ini menurut Boy, tidak diindahkan Ahmadiyah, Maka Polri pun melakukan antisipasi terjadinya bentrokan massa. Kepolisian Sektor Cikeusik telah mengkoordinir anggotanya untuk mengamankan kegiatan jemaah Ahmadiyah.
Boy menjelaskan bahwa pada hari minggu pagi kekuatan polsek cikeusik sudah dikordinir namun dia menduga ada yang memprovokasi hingga mendatangkan massa dalam jumlah besar.
“Ini kan tidak mungkin datang dengan tiba-tiba dengan sendirinya, karena massa ini rentan provokasi,” tambah Boy.
Walaupun melakukan antisipasi dan mempersiapkan kekuatan di tingkat kepolisian sektor, bentrokan massa ini tidak dapat dibendung. Kerusuhan terjadi saat jemaah Ahmadiyah melakukan kegiatannya.
“Ini adalah masyarakat yang datang bersama-sama baik yang bertamu ke rumah Pak Suparman maupun masyarakat yang merasa keberatan dengan adanya mereka disana. Ini kita mau cari tahu ada masalah apa,” imbuh Boy.
Polri beralasan, kekuatan anggota polisi di tingkat kepolisian sektor tidak memadai untuk melerai bentrokan massa di Cikeusik.
“Menurunkan aparat dalam jumlah besar memerlukan waktu” kata Boy.
Penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah pun tak bisa dihindari, Tanpa ampun, tiga warga Ahmadiyah–Mulyadi, Roni, dan Tarno–tewas seketika. Yang lain, berhasil menyelamatkan diri dalam kondisi penuh sayatan, wajah hancur, dan lebam di sekujur tubuh. Dalam insiden itu, satu mobil dibakar kelompok penentang,
Saat ini kepolisian terus mengejar pelaku dan hingga berita ini ditulis tercatat kepolisian telah menetapkan 9 orang tersangka tersangka, sementara itu jumlah saksi yang diperiksa mencapai 95 orang. Polisi juga menetapkan satu anggota Ahmadiyah sebagai tersangka. [Jp009]
Related Articles :
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukan Komentar anda. Terima Kasih.
Redaksi Info Indonesia