NEWS : | WELCOME TO INFO INDONESIA NEWS. SELAMAT DATANG DI KABAR INFO INDONESIA. | JABABEKA : RATUSAN BURUH PT EMI LAKUKAN AKSI UNJUK RASA TUNTUT KESEJATERAAN. | PEMKAB BEKASI DI MINTA APINDO MEMPERMUDAH MENGURUS PERIJINAN. | CIKARANG KOTA :LANTARAN KEPINGIN DAGANGANNYA LARIS, SEORANG IBU MUDA AKHIRNYA DICABULI OLEH SANG DUKUN CABUL . | PENGURUS PK GOLKAR SIAP DUKUNG DARIF MULAYANA SEBAGAI CALON BUPATI BEKASI . | KOTA BEKASI : SINDIKAT PENCURI RUMAH KOSONG DITANGKAP POLRES METRO BEKASI BERIKUT SENJATA API.

MOMENTUM ROCK & ROLL





Did you ever hear tenor sax swinging like a rusty axe? Honking like a frog...' baby that is rocknroll. You say that the music spoils the verse but you can’t understand the words but baby if you did your really blow your lid… oohhh, baby that is rocknroll. -Leiber & Stoiler- That Is Rrocknroll direkam oleh The Coaster maret 1959

Rocknroll awalnya adalah sebuah terminology yang ditemukan Alan Freed, seorang DJ asal Cleveland - Amerika yang memandu acara disebuah radio bertema ”Mondog’s Rocknroll Party ditahun 1951. istilah ini belum merujuk pada Elvis Presley dari Misisippi yang diklaim sebagai king of rocknroll (Bandingkan dengan Rilisan Elvis pertama pada Tahun 1954). Sebenarnya, bentuk dari istilah ini, telah esthalished di dada kaum budak amerika jauh sebelum dikuasai oleh band-band Inggris (British Invasion). Penindasan dan hirarkis kelas memaksa para budak itu menyuarakan musik sederhana sebisa mereka. Ketika penghisapan tuan tanah menyatu dalam keringat mereka, saat segregasi rasial merupakan kebenaran tunggal, spirit rocknroll dimulai dari perkebunan-perkebunan tersebut. Dalam tangisan kaum budak yang menyuarakan kebebasannya. Lahirlah ”Blues”, (*David N Townshend, Changing The World, Rocknroll Ideology and Culture). Blues merupakan peletak dasar dan fondasi paling awal music kontemporer. Saat musik hanya bisa didengarkan diruang-ruang mewah para tuan tanah dengan anggur dan salsa, kaum budak merevolusi paradigma itu dengan menemukan glosarium dari musik jalanan. DJ Alan Freed menggunakan istilah Rocknroll untuk mengganti istilah Rock’n’Rhytem yang terlalu identik dengan musik kaum budak. Saat itu, Pendengar musik kulit putih amerika & eropa belum terbiasa dengan Rock’n’Rhytem, karena istilah itu bagi mereka bertendensi eufemisme budak Afrika dalam gerakan-gerakan seksual. Hadirnya istilah rocknroll menjadi saksi bahwa rocknroll adalah bentuk kompromi kaum putih terhadap musik para budak. Mercusuar diterimanya musik hitam dalam piringan musik amerika!! Atau dengan kata lain sebagai moment sejarah dimana ide-ide anti perbudakan mulai memasuki wacana pemikiran mainstream orang amerika dan eropa!!

Gelombang Pertama (1)


Gelombang pertama rocknroll merupakan percampuran antara musik Rock & Blues kulit hitam dengan musik Country kulit putih dari selatan. Dimainkan dengan gitar elektrik, piano, saksofon dan dobble bass. Lagu-lagu seperti Blackboard Jungle, Rock around The Clock berhasil menunjukan akan keterbutuhan suatu bentuk musik yang baru karena Jive dan Jitterburg masih merupakan bagian dari gaya musik swing yang lama. Musik ini kemudian cukup subversive dan menjadi trade mark bagi para calon pemberontak. Rocknroll sejak awal dianggap gila dan liar dengan memastikan hubungan kenakalan rocknroll dan pikiran public. Citra ”Sampah dari selatan” tidak menyurutkan rocknroll dalam kubangan sampah malah semakin mengukuhkan eksistensinya dalam pencerahan universalnya...


Gelombang Kedua (2)


Gelombang kedua rocknroll melahirkan Elvis Presley, Chuck Berry, Eddie Cohrane, Lee Lewis, Gene Vincent, Bill Haley dan lain sebagainya. Perkembangan industri rekaman maju pesat setelah Marconi menemukan radio hingga membesarkan industri rekaman dan pada tahun 1947, enam perusahaan besar (major label ) menguasai pasar musik dunia, - Columbia, Decca, Capitol, MGM, Mercury- namun kecenderungan industri musik tersebut terkesan monoton maka anak-anak muda menolak musik yang ditawarkan industri, dititik inilah progresivitas indie label muncul (bukan ditahun 70-an seperti selama ini yang dipercayai para kritikus musik) beda-nya saat ini indie label hadir sekedar ketidakpuasan pada musik mainstream dan belum disusupi ideology- ketika itu, pertarungan major label dan indie label hanya sekedar pertarungan antara modal besar melawan modal kecil, susupan ideology indie label muncul ketika anak-anak PUNK menemukan culture “do it your self” pada awal 70-an. Era perkembangan indie label bermetamorfosa ketika musik rock & rhythm bertemu dengan musik hillbilly, musik hillbilly mengacu pada suku apalachia yang berasal dari folk dan dibawa ke amerika oleh imigran irlandia. Bersama musik hillbilly, berkembang pula musik para budak, blues, jazz, dan rock & rhythem (Veronika Kalmar, A Brief History Of Indies). Di tahun 50-an, Leonard Chess dan saudaranya Philips mendirikan Chess Record di kota Chicago, Chess adalah indie label yang merilis Rock n blues, Jazz hingga Soul, meskipun rilisan awal chess record merekam musisi seperti Muddy Waters dan Howlin Wolf cukup fenomenal namun kegemilangan chess record menuai hasil yang menggembirakan ketika Chuckberry menggemparkan dunia musik dengan album Maybeline miliknya. Pada tanggal 22 maret 1952, Sam Philips mendirikan Sun record, studio musik yang berkembang menjadi Indie label ini hanya merilis musik rock and rhythem, Sun record kemudian menemukan Elvis Presley, kegemilangan Elvis yang membawa harum Sun record terutama dengan jasa besarnya mempopulerkan Rocknroll membuatnya jadi bintang pop yang dipuja diseluruh penjuru dunia hingga Sam Philips menjualnya kepada label besar The Radio Corporation Of Amerika (RCA) demi untuk tambahan dana bagi label miliknya dan dari dana tersebut maka Sun record kemudian melejitkan Johny Cash, Carl Perkins, Roy Orbison, Charlie Rich dan Jerry Lee Lewis. Di akhir tahun 50-an, di Detroit amerika, Barry Gordy dengan Motown record-nya mencapai titik puncak kesuksesannya dengan menjadi satu-satunya indie label yang memiliki sound khas, image juga mempopulerkan gaya hidup yang smooth, soulfull dan stylish. Motown records mempopulerkan The Miracles, The Temptasion, The Supremes, Marvin Gaye, Stevie Wonder, The Four tops, Martha and The Vandelas, The Isley Brothers dan lain sebagainya, Motown record berkuasa sepanjang tahun 60-an.


Gelombang Ketiga (3).


Gelombang ketiga rocknroll bermuara di Inggris menjelang The Beatles dirampok parlophone record’s dan Bryan Jones beserta The Rolling Stones merevolusi style manis flamboyant ala Beatles. Sebelum era emas mereka, Para peniru trend musik amerika ini meningkat dari dunia Skiffle, British Psychadelic yang lalu ditelurkan para impresario seperti Tommy Steele, Clifft Richard, Adam Faith, Bill Fury dan Mary Wilde yang menggabungkan nyanyian bersuara rendah dengan rock dan tampil parade dalam hit. Meski media penyiaran juga pers Inggris memboikot musik ini dengan mengatakan ancaman amerikanisasi namun tidak menghalangi rocknroll bermetamorfosa sebagai salah satu ikon perubahan. Rocknroll orisinal selain sebuah genre mutasi juga merupakan gaya musik yang memperkenalkan cemooh pada konvensi-konvensi kuno borjuis yang secara terbuka menyumbangkan sikap, etos libertarian yang genre musikologynya didaur ulang juga dihidupkan kembali pada decade2 selanjutnya. Pada akhir tahun 60-an bentuk-bentuk musik yang terinspirasi rocknroll mewabah di Inggris. -Heavy Metal, Punk, Prog Rock, Hard Rock, Glam Rock Bahkan Folk Rock-



SUBKULTUR-SUBKULTUR awal ROCK & ROLL…



Ketika gaya bermusik berubah, dinding kota berguncang, ini adalah pesan yang mungkin harus siap kalian terima karena mereflesikan sikap berontak anak-anak muda yang keluar dan merobohkan tembok-tembok kota –Melody Maker 19 Agustus 1967-

Adalah omong kosong jika memahami rocknroll sebatas sebuah esensi musik tanpa spirit awal yang meletakan sejarahnya, dari masa ke masa rocknroll seperti telah diprediksikan akan lahir dan menjadi ancaman bagi kemapanan gaya hidup kelas atas. Sebelum era perang Vietnam dan kekakuan budaya konservatif Victorian di Inggris- rocknroll berhasil menyusup dalam kultur masyarakat, spirit-spirit pembebasan untuk mencapai pencerahan universalnya, kegemilangan yang juga di ikuti dengan ketidakadilan, perbudakan, perkembangan pengetahuan dan hancurnya imperalisme, semua itu merupakan point-point penting sejarah rocknroll hinga hadir dan mengintai di jendela kita. Mari kita mundur sebentar kebelakang…………..!!!



Periode Romantik



Karena telah kelelahan dengan perjuangan abadi untuk menemukan jalan menuju materi kasar, kami memilih jalan lain dan berusaha untuk merengkuh yang tidak terbatas, kami masuk kedalam diri kami sendiri dan menciptakan sebuah jalan bagi dunia kami sendiri- Henrik Stefens aka Wergelend, Penyair Romantik Jerman abad 18


Menjelang akhir abad 18, di Eropa terjadi sebuah ledakan sosial yang besar. Kesenian mulai memasuki tahapan yang tak lagi eksklusif. Jika diabad-abad sebelumnya, kesenian, baik seni patung, teater, puisi juga seni musik hanya gunakan sebagai alat pemujaan terhadap sesuatu yang bersifat transenden dalam arti kesenian hanya dipakai sebagai media untuk peribadatan pada dewa-dewa, alam dan sebagainya, maka dipenghujung abad itu terjadi pergeseran pemahaman. Momentum itu dimulai di Jerman. Saat Imanuel Kant mempublikasikan tesis2nya “Das ding an sich” atau dunia diluar persepsi manusia. Bagaimana objektifikasi estetika lepas dari segala atribut akal. Dunia maupun kesenian bebas dari kesan indra manusia. Setelah rumusan itu, berimbas pada pemujaan ego yang besar sehingga terjadi pengagung-agungan jenius kesenian-an. Inilah dalam sejarah dikenal dengan “Periode Romantik”. Seperti halnya zaman Renaisance, kaum romantik juga menyakini pentingnya seni bagi kesadaran manusia. Pada periode ini, kesenian yang dulu cenderung ekslusif disubversi kembali kejalanan. Kesenian tidak lagi hanya milik altar-altar pemujaan namun berkembang menuju alam kesadarannya sendiri. Diera ini, kesenian mengalami kemajuan yang luar biasa. Seni musik, puisi juga bidang seni yang lain mengalami ejakulasi pemikiran. Sambutan masyarakat terhadap kesenian sangat apresiatif bahkan berlebih-lebihan. Ketika “Goethe”, menulis novel berjudul “ Sorows Of Young Wether (1774)” novel yang mengisahkan seorang pemuda yang menembak dirinya sendiri setelah gagal mendapatkan gadis pujaannya. Berimbas pada angka bunuh diri yang meningkat tajam hingga untuk sementara buku itu dilarang beredar di Denmark dan Norwegia. Selain itu, “Johann Gottfried Von Herder” mulai merintis kesenian rakyat dengan mengumpulkan lagu-lagu rakyat dari belahan negeri dan diberi judul “Voice Of People”. Diperiode ini pula, lahir seorang “Ludwig Van Beethoven”, pianis yang musiknya mengungkapan perasaan dan kerinduannya yang otonom, berbeda dengan musisi klasik zaman Barok (Baroque) seperti “Johann Sebastian Bach” maupun “George Frideric Handel” yang menyusun karya-karyanya untuk memuliakan Tuhan dalam bentuk musik yang kaku. (*Jostein Gaarder, Dunia Sophie). Pada jaman Barok, piano belum ditemukan, dan komposisi dikarang untuk hapsicord. Partitur musik di jaman Barok ditandai dengan tidak adanya iringan atau polifoni. Musik Barok lazimnya hanya mencerminkan satu jenis emosi saja. Dibanding dengan Musik Romantik, musik Barok jarang mempunyai modulasi atau rubato. (*Wikipedia, Sejarah Musik). Zaman Romantik dalam sejarah musik Barat berlangsung dari sekitar awal 1800-an sampai dengan dekade pertama abad ke-20. Musik zaman Romantik dikaitkan dengan gerakan Romantik pada sastra, seni, dan filsafat, walaupun pembatasan zaman yang digunakan dalam musikologi berbeda dari pembatasan zaman dalam seni yang lain.


Beat Movement.




Dari ungkapan yang cakap, jernih dan paling penting yang telah dibuat oleh generasi itu, Kerouac menamai tahun-tahun tersebut dengan istilah Beat, dan dia adalah sang Avatar -Gilbert Millstein dalam resensi Novel On The Road – New York Times 5 September 1957-

Sekitar tahun 1952, “Jhon Clellon Holmes menerbitkan sebuah novel berjudul ”Go”. Dalam novel ini ditemukan Istilah ”Beatittude”. Frasa ini kemudian diterapkan pada sejumlah kecil seniman, penulis dan orang-orang bohemian yang aktifitas dan keyakinannya dicatat dalam prosa dan puisi otobiografis, mistis serta eksperimental. Kemudian ditahun 1957, Jack Kerouac seorang penulis Amerika menelurkan istilah Beat Movement pada novelnya yang berjudul ”On The Road”. Hingga mengilhami generasi-generasi muda yang dengan bangga menyebut diri mereka sebagai Beat dan mengadopsi nilai-nilai herois para pahlawan dalam buku itu’. Komunitas Beat Movement ini sangat terpengaruh oleh ”Dadaisme” dan pencerahan romantic. Mereka sering bertemu dan sama-sama menemukan kegairahan individual dengan melakukan penolakan terhadap masyarakat borjuis serta gaya hidup tanpa akar. Keutamaan romantisisme, eksperimental serta unsur-unsur religi timur dan pengunaan alcohol menjadi sesuatu yang niscaya bagi komunitas ini. Wacana-wacana nihilsitik dan eksistensialisme juga sangat mempengaruhi gerakan ini. Tidak bisa disangkal, bahwa pengaruh pengaruh ideology Post-Marxis sedang melanda dunia. Perkawinan pemikiran tersebut lalu melahirkan mazhab-mazhab eksistensialisme yang memadukannya dengan Nihilistik Nietzchean. Pemikiran-pemikiran tersebut berhasil mengkooptasi subkultur-subkulture didunia juga gerakan Beat. (namun hal tersebut tidak akan dibahas spesifik disini, agar tidak lari dari konteks). Pada akhir tahun 50-an, gerakan Beat berkembang di kalangan seniman-seniman avant garde di Inggris. Bob Dylan tak bisa memungkiri bahwa Folk revolusioner yang dibawa nya adalah anak kandung dari Beat Movement. Musim panas 1965, Allens Gisnberg, Gregory Courso bergabung dengan Trocchi, Heff Nuttal serta Michael Horovitz dan para penyair lainnya untuk membacakan sajak di Albert Hall-London. (*Jhon Thorne, Fad’s,Fashion and Cults). Peristiwa ini menjadi titik balik bergabungnya gerakan counter culture eropa dan amerika yang juga mengilhami hadirnya generasi kritis selanjutnya yang dinamakan ”Flower Generation beserta para Hippies pengusung kebebasan”!! Sebagai catatan gw (pen), Beat Movement belum menggunakan rocknroll sebagai landasan perjuangannya. Movement ini sangat terpengaruh oleh musik Jazz, Psycadelic dan Folk.



Hippies & Flower Generation




Bergabungnya para aktivis radikal yang mengkampanyekan hak-hak warga sipil dengan para eksperimentalis pendukung gaya hidup utopia yang dipengaruhi filsafat2 asia dan timur serta penggunaan LSD pertamakali terjadi di California pada 1965/1966, mereka menjadi oposisi terhadap perang Vietnam dan gaya hidup materialistic agresif masyarakat mainstream, pada musim panas 1966, pertemuan kaum muda dipantai barat amerika – summer of love menjadi trigger perkembangan generasi bunga selanjutnya yang kemudian juga dirayakan di inggris dimana filsafat hippies bercampur dengan budaya local.- (Jhon Thorne, Fad’s,Fashion and Cults)



Imbas dari periode Romantic dan Beat Movement adalah kemunculan kaum hippies era berikutnya, dengan rambut panjang, menggelandang kemana-mana, suka memetik gitar merupakan ciri utama kaum hippies. Gerakan ini berkembang di-Amerika awal tahun 60-an, mereka menyuarakan kebebasan lepas dari dogma-dogma tradisional, kebebasan sex, drugs, kesetaraan hak-hak lesbian, homoseksual dsb, dari sini bisa dilihat bahwa isu-isu yang dibawa Flower Power sudah melampui apa yang diperjuangkan generasi sebelumnya. Pengaruh kelahiran gerakan ini cukup berimbas didalam bidang kehidupan yang lain. Kemunculan kaum hippies ini dalam sejarah dikenal dengan sebutan “Flower Generation” (Generasi bunga) Momentum Utama semangat anti kemapanan yang tersusup dalam subculture musik kontemporer. Flower generation adalah momentum yang memuncak dari kontemplasi para seniman yang menolak patuh terhadap budaya popular dengan segenap pakem-pakemnya yang dogmatis, anak-anak muda yang menolak perang, militeristik, fasisme juga mengkritik gaya hidup kelas menengah. Motivasi gerakan ini juga bermuara pada persoalan politik saat Amerika menginvasi Vietnam ditahun 1959. Hingga berdialektika dan menemukan perlawanannya didalam kerajaan seni (musik). Flower generation adalah inkarnasi dari pemikiran romantik yang tersusupi ideologi. Sistem yang berlaku di Amerika umumnya adalah sekolah dan kuliah yang rajin, lulus dengan nilai baik, mendapatkan perkerjaan dengan gaji bagus dan hidup terhormat. Para anak muda yang masih dalam tahap pencarian jati diri, cenderung eksplosif, pemberontak dan kritis berusaha berontak terhadap sistem kemapanan semu ini. Belum lagi isu rasial, perang dingin dan ancaman perang nuklir yang juga menjadi trigger lain dari kelahiran Flower Generation. Gerakan ini seakan menjadi bom waktu yang hanya menunggu waktu yang tepat untuk di ledakkan dan ledakannya menyebar ke seluruh dunia. Bom waktu itu meledak juga. Pada tahun 1959 dimulailah perang Vietnam. Para kumpulan anak muda yang sudah merasa muak dengan sistem kemapanan dan perang, berkumpul menjadi satu dan lahirlah sebuah generasi baru, Generasi Bunga. Disinilah, Rocknroll menemukan bentuknya yang paling real!! Pergerakan musik era Flower Generation ini mencapai titik kulminasi pada tahun 1969. Sebuah lahan pertanian seluas 240 hektar milik Max Yasgur yang terletak di Bethel, New York menjadi saksi bisu dari sebuah acara legendaris yang diadakan mulai tanggal 15 – 18 Agustus. Woodstock adalah nama pagelaran itu. Sebuah pagelaran musik raksasa yang melambangkan etos solidaritas dan semangat. The Rolling Stones, Santana, The Grateful Dead, CCR, The Who, Jhonny Winter dan Saudaranya, Edgar Winter, Janis Joplin, The Beatles dan ditutup oleh sang dewa gitar, Jimi Hendrix, adalah beberapa nama yang tampil di Woodstock paling legendaris itu. Diperkirakan lebih dari 500.000 hippies datang dan menyaksikan acara ini. Harus dipertegas bahwa kekalahan amerika dalam perang Vietnam sedikit banyak juga terindikasi dengan generasi bunga yang tegas-tegas menolak wajib militer.



EL HENDRIE

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukan Komentar anda. Terima Kasih.
Redaksi Info Indonesia

 

Info Indonesia Copyright © 2009-2011 sofyan is Designed by stringer