Barangkali terlalu muluk-muluk bagi sebagian orang untuk berbicara tentang kebenaran. Namun pembicaraan tentang itu tetap diperlukan untuk menakar kembali apa yang selama ini kita percayai. Semua hal didepan mata seakan sulit untuk disangkal, apa yang kita lihat dan kita dengar mau tak mau membentuk persepsi kita. Televisi, radio, majalah dan koran dijadikan barometer untuk memahami peristiwa. Pertanyaan yang muncul adalah apakah semua itu memang demikian adanya? Tentu saja itu sulit dijawab!
You are Here: Home > Editorial Edisi 8
Editorial Edisi 8
Menyingkap kebenaran merupakan tugas media yang paling mendasar. Dalam sejarah, kebenaran itu dibongkar dengan cara beragam. Kita bisa saja mengatakan bahwa kebenaran itu palsu dan tak ada kebenaran universal namun satu hal yang pasti kebenaran itu akan tetap menemukan dirinya berbeda mengikuti masa. Kebenaran ini sialnya selalu tergantung pada ruang dan waktu. Bukankah kebenaran mu dan kebenaranku adalah kebenaran yang bergantung pada kekuasaan?
Akui saja, kita tumbuh besar di tengah sebuah generasi dimana keceriaan itu hampir tidak ada. Kaki kita terlalu lemah menapaki jalan namun meski susah payah kita harus terus menyeret sejuta beban yang seringkali menghancurkan kemanusiaan kita. Kita adalah orang-orang yang dipaksa tua oleh dunia yang menjadikan kita sekedar mesin. Sementara diluar orang-orang masih terus mengabarkan kebencian. Para pendahulu kita adalah generasi gagal yang hidup dalam mimpi masalalu mereka. Generasi gagal yang hanya berkutat dengan memorabilia kejayaan, padahal waktu bergulir cepat dan sudut yang mereka lihat sudah lama berganti warna.
Pergantian episode politik terus bergulir, rezim berganti rezim membawa pembenarannya masing-masing namun parahnya mereka tidak juga mampu menyelesaikan persoalan-persoalan dasar seperti kemiskinan dan korupsi. Akan tetapi bukan berarti semua itu lantas membuat kita apatis terhadap tujuan luhur kemanusiaan. Justru di sinilah letaknya untuk menunjukkan martabat kita di antara himpitan keserakahan dan kekuasaan.
Di tengah globalisme ekonomi dan politik seperti sekarang ini, pola hubungan antarnegara lebih diwarnai oleh kerjasama fungionalis baik bilateral, regional maupun global. Ditingkat daerah hal itu juga terjadi. Kemajuan industri dan perdagangan adalah kemajuan peradaban. Namun demikian banyak ketimpangan ketimpangan terjadi dalam proses itu baik procedural maupun politis dan jarang sekali untuk dikritisi lebih komprehensif.
Info Indonesia sebagai sebuah media yang menitikberatkan pada ragam persoalan industri dan perdagangan tidak menafikan persoalan politis yang juga turut andil memberi watak kemajuan industri, segala peristiwa akan coba kami sajikan tanpa menutup-nutupi. Tentu saja, kami masih harus terus berbenah, untuk itu segala kritik/saran dari pembaca akan sangat kami harapkan demi kemajuan redaksional kami.
Hormat Kami
Redaksi
Label: Editorial
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukan Komentar anda. Terima Kasih.
Redaksi Info Indonesia