BANDUNG,-Kejadian kasus gizi buruk di Jember Jawa Timur, belum lama ini, menggugah daerah lain seperti Provinsi Jawa Barat melakukan langkah antisipatif. Bahkan, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jabar Netty Prasetiyani Heryawan meminta seluruh pemangku kepentingan pembangunan untuk turut mendorong sosialisasi peningkatan kualitas asupan gizi bagi masyarakat, khususnya anak-anak. Menurutnya kualitas sumberdaya manusia (SDM) dimulai dengan memperhatikan asupan gizi pada masa pertumbuhan (golden age) pada anak-anak. Sehingga menjadi tanggungjawab bersama untuk mewujudkan kualitas SDM Jawa Barat yang unggul dan berkualitas.
“Bukan Cuma seberapa cerdas ia membangun hubungan personal dan intra personal, serta bagaimana ia memiliki kekokohan emosional saja, tetapi justru berbagai kecerdasan itu bisa kita tumbuh kembangkan, manakala sejak kecil anak-anak tersebut mendapatkan asupan makanan yang bergizi. Makanan yang memang bisa membangun fisiknya tumbuh dan berkembang,” tutur Netty saat membagikan telur rebus dan susu di Kawasan Car Free Day Jl. Ir. H. Djuanda Bandung dalam rangka Sosialisasi Pangan Asal Hewan Halal, Aman, Utuh Dan Sehat ( PAH HAUS )
Dikatakan Netty, keunggulan SDM bukan hanya ditentukan seberapa besar IQ yang dimiliki anak-anak kita, tetapi juga oleh perkembangan fisiknya yang sehat. Untuk itu, dirinya menghimbau kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya kepada para Ibu Rumah Tangga, agar selalu memberikan makanan yang bergizi yang bersumber dari protein hewani kepada anak-anak sejak dini. Dengan asupan gizi yang baik, maka diharapkan akan bisa menumbuh kembangkan anak-anak yang kuat dan sehat fisiknya serta cerdas pemikirannya.
Lebih lanjut Netty menambahkan permasalahan gizi merupakan ancaman serius terjadinya lost generasi. Untuk itu permasalahan ini harus mendapat perhatian serius dengan melibatkan instansi terkait dan seluruh elemen masyarakat.
Masih menurut Netty, dari hasil penanganan langsung di lapangan, masalah gizi buruk ini disebabkan beberapa faktor antara lain masalah kemiskinan, pendidikan masyarakat dan perilaku sosial yang belum sadar gizi.
“Tidak hanya masyarakat miskin yang kena gizi buruk, tapi yang berkecukupan juga terkena. Hal ini terjadi karena perilaku masyarakat yang tidak memperhatikan pola hidup sadar gizi serta belum sadar pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” imbuhnya. (YIS). Related Articles :
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukan Komentar anda. Terima Kasih.
Redaksi Info Indonesia